Kabar gembira dan patut ditiru. Inilah kegiatan positif MTs Al Ulum, Jalan Amaliun Gang Johar Medan. Sebanyak 11 murid menerbitkan buku “Kenangan Bersama Sahabat di Pesantren” yang diterbitkan Pustaka Pemuda.
Demikian disampaikan Kepala MTs Al Ulum, Askur Amin, SPdI kepada analisamedan.com di ruang kerjanya, Selasa (9/6).
Menurutnya, program jurnalistik adalah merupakan eskul yang sangat diminati di MTs Al Ulum. Dari ekskul ini melahirkan majalah siswa “Tarbiyah” yang pengelolaannya dikelola siswa. Makanya, setiap tahun ada satu kali program pelatihan, menulis, jurnalistik dan fotografi.
Untuk menulis, tahun 2019, MTs Al Ulum membuat terobosan yakni menghasilkan buku. “Ini pertama kali. Sejak pelatihan menulis digelar tahun 2009. Alhamdulillah atas terbitnya buku kumpulan cerpen ini, setelah sekian lama mengadakan pelatihan jurnalis dan menulis berita. Baru kali ini bisa diterbitkan karya mereka ke dalam buku. Kita berharap ini menjadi pemicu untuk terus lahir karya-karya lainnya,” ucap Askur yang pernah belajar di Mesir ini.
Adapun karya dalam buku ini yakni Beatiful Time karya Nadya Azizah, Kenangan Bersama Sahabat di Pesantren (Shifa Aini), Mahkota Cahaya (Maudy Syahira Adka), Mikrofon Ajaib (Rizkia Iftitah Khair), Misteri di Balik Gorden (Ahmad Dzakwa Mubaraq), Misteri Sekolah yang Sangat Angker (Rafif Ihsan Mubarak), Nenek dengan Kepala Puntung (Putri Indah Lestari), Rahasia Si Cacat (Syahriani Asyira), Rainbow Cookies (Nayla Putri Khairani), Seorang Miskin yang Dermawan (M Farhan), dan Tiga Teman yang Diteror Hantu (Rian Syahputra).
Penasaran isi bukunya berikut secuil ceritanya ‘ Pemeriksaan pun dilakukan. Satu per satu lemari santri diperiksa dan tidak ada yang didapati barang yang hilang tersebut. Hingga terakhir kali mereka menemukan barang tersebut dilemari Masyitah.
Masyitah dipanggil sama ustadzah lalu ditanyai “Apakah benar kamu yang mengambil barang ini?”
“Tidak ustazdah,” Jawab Masyita dengan tertunduk.
“Lalu kenapa barang ini ada di lemarimu?” tuduh ustadzah.
Masyita menangis karena tuduhan yang didapatkannya. “Saya tidak tahu ustadzah kenapa barang itu ada di lemari saya”. (Muhammad arifin)