Rekatamedia.com Wolverhampton Wanderers akan menjamu Chelsea pada pekan ke-13 Premier League 2020/21 di Molineux, Rabu (16/12/2020) dinihari WIB. Setelah kekalahan pekan kemarin, The Blues tak boleh lengah agar tetap di papan atas.
Si Biru memang pantas jadi sorotan. Setelah sempat tak terkalahkan dalam sepuluh laga terakhir di semua kompetisi, Chelsea akhirnya kalah juga. Pada pekan terakhir, mereka takluk di kandang Everton dengan kedudukan akhir 0-1.
Sejauh ini, Chelsea memang belum pernah menang ketika bertemu tim yang musim ini sempat menempati sepuluh besar. Tim asuhan Frank Lampard sebelumnya hanya mampu bermain imbang melawan sesama tim kuat macam Tottenham Hotspur dan Manchester United; bahkan kalah saat bertemu Liverpool.
Frank Lampard sebenarnya mulai adaptif dalam hal penerapan taktik. Saat mengalahkan Leeds dua pekan lalu, Lampard berhasil membawa The Blues meredam ancaman pressing dan possession lawan dengan rotasi posisi; dimana hal tersebut tak selalu ia lakukan dalam laga-laga sebelumnya.
Rentetan hasil positif Chelsea sebelumnya pun tercipta berkat bebas dari badai cedera. The Blues bisa menurunkan pemainnya dengan menyesuaikan kekuatan lawan. Jika melawan tim kuat, mereka bisa menurunkan starting terbaiknya; sedangkan ketika bertemu tim lemah, mereka punya pelapis yang secara kualitas tak jauh di bawahnya.
Namun, mentalitas dalam menghadapi big match sepertinya masih menjadi pekerjaan rumah terbesar yang belum terselesaikan. Jika ini masih berlanjut, mereka tentu akan semakin sulit. The Blues sendiri kini masih berada di peringkat ketiga dengan 22 poin; dan masih berpeluang disalip lima tim di bawahnya yang masih menyimpan dua laga.
Menurun Lagi
Momentum positif Wolverhampton Wanderers kembali pupus. Mereka lagi-lagi tampil buruk dan ditaklukkan Liverpool (0-4) serta Aston Villa (0-1) dalam dua pekan terakhir. Meski menciptakan banyak peluang, finishing Wolves masih jauh dari kata efektif.
Untuk bisa terhindar dari hasil buruk, ada beberapa hal yang perlu diwujudkan. Pertama, mereka perlu unggul terlebih dulu. Ketika sudah berada dalam posisi unggul, mereka tampak semakin kuat. Ini pun terlihat jelas dalam kemenangan melawan Arsenal (2-1); tepatnya pada tiga pekan yang lalu.
Sebaliknya, ketika kebobolan duluan, mereka lebih sering pulang dengan kekalahan (West Ham United, 0-4; Manchester City, 1-3; Leicester City, 0-1; Liverpool, 0-4; Aston Villa, 0-1). Hasil imbang melawan Southampton (1-1) sebulan lalu pun juga tercipta akibat hal ini.
Kedua, Nuno Espirito Santo perlu lebih berani memainkan strategi yang lebih ofensif. Hal ini tentunya dalam rangka mengoptimalkan ketajaman striker mudanya seperti Pedro Neto, Daniel Podence, serta Fabio Silva. Ketiganya belum bermain sesuai ekspektasi; dan wajar karena usia yang masih sangat belia.
Dengan line up lini depan yang diisi nama-nama di atas, Wolves menjadi tim keempat dengan rekor ofensif terburuk, yakni baru mencetak 11 gol. Mereka hanya unggul gol atas tim-tim papan bawah seperti Burnley, West Bromwich Albion, dan Sheffield United; yang cenderung tampil ekstra defensif.
Kekuatan Mendy dan Kante
Harapan Chelsea untuk bisa konsisten di laga-laga mendatang menjadi lebih besar berkat kedatangan Edouard Mendy. Kiper asal Senegal itu punya kemampuan shot-stopping dan antisipasi bola udara yang lebih baik ketimbang Kepa Arrizabalaga dan Willy Caballero.
Dalam 12 penampilan terakhir, Edouard Mendy mencetak delapan clean sheets dan hanya kebobolan empat gol. Peningkatan semacam ini sangat signifikan, tentunya untuk terhindar dari banyaknya kekalahan yang tidak perlu seperti musim lalu.
Sayangnya, Mendy membuat dua kesalahan dalam dua laga terakhir. Pertama blundernya berakibat gol Leeds, namun Chelsea masih bisa menang 3-1. Gol Everton juga blunder Mendy yang gagal mengantisipasi tendangan jarak jauh.
Stabilnya permainan The Blues di lini tengah tercipta berkat penampilan apik N’Golo Kante. Gelandang bertahan asal Prancis ini membuat kerja lini belakang Chelsea semakin mudah berkat defensive action-nya. Musim lalu, absennya Kante dalam waktu cukup lama membuat mereka sangat mudah ditembus.
Masalahnya, jika Kante seorang saja, Chelsea akan mudah ditebak. Lampard mesti mengoptimalkan potensi Havertz-Werner-Ziyech-Pulisic.
Meski kondisi belum seimbang, Chelsea diprediksi bisa mengalahkan Wolverhampton Wanderers. Dalam semusim terakhir, The Blues selalu bisa menang secara meyakinkan atas Wolves; dan Frank Lampard diyakini sudah mengerti bagaimana caranya mengeksploitasi kelemahan sang lawan. (*)
Prakiraan Formasi
Wolves: Rui Patrício; Fernando Marçal, W. Boly, C. Coady, Nélson Semedo, João Moutinho, L. Dendoncker, Rúben Neves, Daniel Podence, Adama Traoré, Pedro Neto. Manager : Nuno Espírito Santo.
Chelsea: Kepa; Azpilicueta, Emerson, A. Rüdiger, A. Christensen, M. Kovačić, Jorginho, K. Havertz, B. Gilmour, F. Anjorin, T. Abraham. Manager : F. Lampard.
Prediksi
Handicap: 3/4:0
Skor: 1-2
Persentase: Wolves Menang 30%. Imbang 30%. Chelsea Menang 40%
Head2Head
26 Jul 2020 Chelsea 2-0 Wolves
14 Sep 2019 Wolves 2-5 Chelsea
10 Mar 2019 Chelsea 1-1 Wolves
06 Des 2018 Wolves 2-1 Chelsea
19 Feb 2017 Wolves 0-2 Chelsea
5 Laga Terakhir
Wolves
12 Des 2020 Wolves 0-1 Aston Villa
07 Des 2020 Liverpool 4-0 Wolves
30 Nov 2020 Arsenal 1-2 Wolves
24 Nov 2020 Wolves 1-1 Southampton
08 Nov 2020 Leicester City 1-0 Wolves
Chelsea
13 Des 2020 Everton 1-0 Chelsea
09 Des 2020 Chelsea 1-1 Krasnodar
06 Des 2020 Chelsea 3-1 Leeds United
03 Des 2020 Sevilla 0-4 Chelsea
29 Nov 2020 Chelsea 0-0 Tottenham Hotspur