Oleh: Cindy Lorensa Purba
Dunia saat ini dihadapkan dengan virus yang di namakan virus corona atau disebut juga dengan Covid- 19. Virus Corona atau Covid – 19 dipandang sebagai suatu hal yang sangat menakutkan dan dianggap mematikan bagi seluruh manusia di dunia.Di dalam Islam penyakit itu sering dikaitkan dengan Bala’ musibah, fitnah, adzab. Penyakit juga dapat berbentuk kuman sejenis bakteri yang merupakan ciptaan Allah meskipun melalui hasil perbuatan manusia itu sendiri Bimaa kasabat aydin-nas. Dengan kata lain menggunakan istilah waba’ atau thaa’uun. Arti thaa’uun adalah suatu penyakit yang menular dengan penyebaran jangkauan yang sangat luas, penyakit yang mencemari udara dan dapatnmenggerogoti tubuh serta penyakit yang dapat mengakibatkan kematian dengan waktu sepersekian detik, sangat cepat.
Keberadaan Covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian dunia dikarenakan telah banyak orang meninggal dunia di berbagai negara diakibatkan oleh virus ini. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah konkret yang harus
ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait. Banyak juga orang berpendapat bahwa virus ini diciptakan dengan sengaja agar mengurangi populasi manusia di bumi.
Covid – 19 ini awalnya dianggap bermula dari pasar tradisional di Wuhan , Cina yang menjual binatang-binatang seperti kodok, kelalawar, ular dan lainya yang dimakan manusia. Namun, Ilmuwan Cina mengumumkan virus corona Covid-19 bukan berasal dari pasar hewan Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Ahli epidemiologi terkemuka Cina, Gao Fu, mengatakan sampel yang diambil dari pasar grosir itu—tempat virus mematikan itu dilaporkan pertama kali menular ke manusia—gagal menunjukkan hubungan antara hewan yang dijual di sana dan patogennya.
Virus ini menular dengan cara ketika kita tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita Covid-19 batuk atau bersin. Kemudian memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita Covid-19 dan Kontak jarak dekat dengan penderita Covid-19. Sehingga manusia mengganggap bahwa virus ini sangat berbahaya dan harus di lakukan pencengahan penyebarannya dengan melakukan social distacing sesuai anjuran pemerintah dan juga senantiasa menjaga kesehatan selalu, meggunakan masker di saat berpergian kemana pun serta menggunakan hand sanitizer agar tangan selalu tetap bersih.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina (CCDCP) awalnya memang mengira dan berasumsi bahwa virus berasal dari pasar tersebut. Sekarang ternyata pasar itu adalah salah satu korban (penyebaran virus). Sejak Januari, Gao Fu meneliti virus SARS-CoV-2, dan sampel yang sudah dikumpulkan tidak menunjukkan jejak virus berasal dari pasar itu, meskipun patogen terdeteksi dalam beberapa sampel lingkungan, termasuk limbah.
Analisis dari 41 kasus pertama yang dikonfirmasi dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit pada 2 Januari menemukan bahwa sementara 27 bisa langsung dihubungkan dengan pasar hewan, tapi minoritas yang signifikan tidak memiliki koneksi dengan pasar itu.
Penelitian yang diterbitkan di The Lancet pada akhir Januari menemukan kasus paling awal yang tercatat, ada seorang pasien yang jatuh sakit pada 1 Desember 2019, dan tidak memiliki hubungan dengan pasar itu. Artinya, masuk akal jika virus itu bisa menyebar pada manusia tanpa terdeteksi sebelum memasuki pasar dan menginfeksi sejumlah orang di sana.
Pertanyaan tentang di mana virus corona dimulai telah menjadi perdebatan panas di antara pejabat Cina dan Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir. Presiden Amerika Donald Trump menjulukinya ‘Virus Cina’ dan menyalahkan Negeri Tirai Bambu itu karena gagal menghentikan penyebarannya. Sedangkan pejabat Cina melalui salah satu juru bicara pemerintah menuduh Amerika, dengan mengatakan bahwa Angkatan Darat Amerika bertanggung jawab atas wabah tersebut.
Ada juga informasi yang menyatakan bahwa virus berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan—laboratorium yang mempelajari beberapa virus corona kelelawar—Institut Virologi Wuhan. Namun, Direktur Institut Virologi Wuhan, Wang Yanyi, menepis tuduhan bahwa fasilitas itu melepaskan virus dalam kecelakaan laboratorium. Namun ternyata virus corona sudah ditemukan puluhan tahun silam dan bukan China maupun Amerika Serikat (AS) pelakunya. Orang yang pertama kali menemukan virus corona adalah seorang perempuan pada 1964 silam Perempun itu adalah June Almeida. Virus corona
yang pertama kali diidentifikasi oleh Dr Almeida ditemukan pada tahun 1964 di laboratoriumnya di Rumah Sakit St Thomas di London.
Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus COVID-19 pada Senin 2 Maret lalu. Saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibu berusia 64 tahun. Kasus pertama tersebut diduga berawal dari pertemuan perempuan 31 tahun itu dengan WN Jepang yang masuk ke wilayah Indonesia. Pertemuan terjadi di sebuah klub dansa di Jakarta pada 14 Februari. Covid-19 ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di negara kita sendiri, diberlakukan karantina dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Untuk gejala awal infeksi virus Corona atau Covid-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Dalam Islam usaha karantina pun ternyata pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW menghadapi wabah penyakit yang menyerang. Tentunya Nabi Muhammad SAW tidak menggunakan istilah karantina atau isolasi seperti saat ini. Karantina dan isolasi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ditulis dalam sebuah hadits, artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).
Dalam istilah sekarang ini kita kenal sebagai lockdown atau karantina, baik semilockdown maupun lockdown total. Beberapa bulan lalu kita semua melakukan karantina dan social disctancing serta physical distancing sehingga mesjid-mesjid di tutup guna mencegah penularan virus corona. Tetapi sekarang mesjid-mesjid kembali dibuka. Masyarakat sudah bisa salat di mesjid tetapi tetap harus mengikuti protocol dari pemerintah. Dalam protocol itu disebutkan bahwa jemaah harus dalam kondisi sehat, area mesjid atau mushalla termasuk zona hijau, jemaah harus menjalani sterilisasi sebelum masuk mesjid, sebelum berwudhu jamaah terlebih dahulu mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer, dan tidak menciptakan kerumunan di mesjid. Selain isolasi dan karantina, pola hidup bersih menjadi upaya efektif mencegah penularan virus corona antar manusia. Nabi Muhammad SAW telah menyatakan pentingnya menjaga kebersihan bagi kesehatan dalam hadits. Kebersihan bahkan menjadi sebagian dari iman.
Ketika sudah positif dinyatakan terkena covid-19 maka akan di isolasi sendirian disebuah ruangan tanpa dampingan keluarga. Bahkan ketika pasien yang terkena covid meninggal maka keluarga tidak boleh membawa jasad nya pulang dan langsung dikuburkan di tempat pemakaman khusus pemakaman pasien yang meninggal karena covid-19. Bagi orang yang terlanjur sakit, Nabi Muhammad SAW mengingatkan jangan menyerah mencari obatnya. Tindakan medis dan menuruti saran dokter menjadi sarana muslim untuk sembuh, selain terus berdoa pada Allah SWT.
Dampak dari adanya Covid-19 telah melumpuhkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia, sebagaimana terlihat dalam kehidupan sehari-hari di kalangan menengah ke bawah seperti pedagang kelontong, penjual ikan, dan pedagang sayur. Mereka merasakan menurunnya daya beli masyarakat karena ketidaknyamanan para konsumen dalam berbelanja.
Akibat dari penyebaran virus tersebut para pelajar dan mahasiswa diliburkan sampai waktu yang telah ditentukan, para pelajar tersebut tidak semata-mata di liburkan karena mereka juga diberikan kewajiban untuk belajar di rumah. Mereka diberi tugas rumah dan belajar online. Hal ini menjadi tugas tambahan bagi para orang tua, karena harus memantau
perkembangan belajar anak di rumah.
Tempat-tempat pariwisata juga ditutup untuk sementara waktu, untuk memutuskan rantai penyebaran Virus Covid-19. Akibatnya tempat-tempat pariwisata tersebut mengalami kerugian. Dikarenakan tempat wisata yang sepi pengunjung namun pihak wisata masi harus tetap memenuhi biaya operasionalnya. Bagi karyawan atau buruh banyak dirumahkan,
mereka tidak mendapatkan gaji selama mereka dirumahkan, akibatnya keadaan perekonomian para karyawan atau buruh tersebut memburuk. Keadaan ini menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran, walaupun hanya sementara tetap saja bagi karyawan yang dirumahkan mereka kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan mereka untuk sementara
waktu. Maka dari itu Islam mengajarkan kita untuk bersedekah dengan memberikan bantuan berupa uang maupun sembako kepada orang yang membutuhkan.
Dari adanya wabah penyakit ini Islam menganjurkan untuk memperbanyak doa qunut nazilah sebagai doa untuk menolak wabah penyakit, orang terkena wabah penyakit yang mematikan tersebut sebagai adzab hukuman yang dikirimkan Allah kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, tetapi Allah menjadikan itu sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Islam menganjurkan kita tetap menjaga wudhu karena dengan wudhu dapat menjaga kita dari ancaman dari benda kotor yang terlihat, tetapi juga dari benda-benda yang tidak terlihat. Ketika kita mengalami bencana ancaman virus corona saat ini, maka terungkap betapa pentingnya menjaga wudhu setiap waktu. Islam juga memerintahkan wanita untuk menutup auratnya.
Namun, saat pandemi kita berbondong-bondong menutup aurat karena khawatir terpapar virus corona. Kemudian dalam Islam kita juga diajarkan ketika seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dilarang bersentuhan tetapi saat Covid-19 muncul setiap orang memilih untuk tidak menjabat tangan satu sama lain dan juga seperti yang diajarkan Islam ketika bersin harus menutup mulut pada saat Covid-19 kita di anjurkan ketika bersin ataupun batuk harus menutup mulut.
Dengan adanya corona kita lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta dan juga lebih memperhatikan kebersihan serta kesehatan tubuh. Kita dapat mengambil hikmah dari adanya virus corona. Allah SWT menciptakan segala sesuatu memiliki tujuan. Setiap apa yang terjadi pada diri manusia dan alam semesta, baik berupa nikmat maupun bencana pasti
mengandung hikmah yang patut kita ambil pelajaran.
Sebagian melihat pandemi Covid-19 sebagai bencana, sebagian lainnya melihat sebagai anugerah yang mengandung banyak hikmah. Pada saat ini, masyarakat begitu memperhatikan perilaku-perilaku positif dan dianjurkan untuk dilakukan saat menghadapi pandemi ini. Dengan munculnya Covid -19 mengajarkan kita agar memperbanyak beribadah, kurangi mengeluh, gaya hidup sehat, bersabar dan berdoa, membantu sesama memberikan sedekah maupun dana bantuan kepada orang lain yang membutuhkan.
Penulis: Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara, Jurusan Ilmu Komunikasi-IV