HARGA emas terus mencatatkan penurunan dan meninggalkan level US$1.800 per troy ounce. Kejelasan vaksin virus corona dan transisi kekuasaan di AS menjadi sejumlah pemicu utama pelemahan harga logam mulia.
Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (29/11/2020), harga emas menuju penurunan mingguan ketiga, setelah turun 13 persen dari rekor tertingginya pada Agustus. Harga emas juga menunjukkan tren pelemahan sepanjang periode 23 November hingga 27 November.
Harga emas di pasar spot emas turun 1,54 persen menjadi US$1.787,79 per troy ounce pada penutupan Jumat (28/11) pekan lalu. Sementara harga emas Comex juga turun 1,28 persen ke level US$1.788,10 per troy ounce.
Baca: Harga Emas 24 Karat Antam Hari Ini, Stabil di Tengah Goncangan
Kondisi tersebut tak lepas dari kian meningkatnya optimisme pelaku pasar terkait kemajuan pengembangan vaksin virus corona. Vaksin tersebut diyakini akan memacu pemulihan ekonomi global dari pandemi.
Laju penurunan harga emas kian cepat seiring dengan sikap investor yang beralih ke aset berisiko yang mencari keuntungan dari pemulihan akhirnya dari pandemi.
Perbedaan ini menggarisbawahi bagaimana investor kini semakin berpaling dari emas, yang dianggap aset safe haven saat tekanan ekonomi terjadi.
Investor pun cenderung memilih aset seperti tembaga, yang dipandang sebagai indikator pemulihan ekonomi global dan bagian penting dari transisi ke sumber daya energi rendah karbon.
Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif logam di BMO Capital Markets mengatakan, penurunan harga emas dipicu oleh optimisme pasar terkait berita vaksin yang positif. Penurunan ini terjadi ditengah nilai dolar AS yang juga memasuki tren koreksi
“Saat ini harga emas telah berada dibawah rerata pergerakan harian (moving average) 200 hari. Hal ini dapat memicu lebih banyak aksi jual,” katanya dikutip dari Bloomberg.