Medan - Harga emas belakangan terus melanjutkan tren kenaikan. Harga emas berhsil menembus level $1.800 per ons troy. Atau tepatnya hari ini dikisaran harga $1.811 per ons. Ditambah dengan Rupiah yang belakangan cenderung mengalami pelemahan. Membuat harga emas kian tajam kenaikannya jika dikonversi ke dalam mata uang rupiah, Kamis (9/7).
Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin mengatakan, mengacu kepada kinerja mata uang rupiah terhadap US Dolar yang pada hari ini bergerak dikisaran 14.350 per US Dolar. Maka harga emas murni saat ini dijual dikisaran harga 838 ribu per gramnya. Kinerja harga emas mengalami pemulihan seiring dengan memburuknya kabar terkait corona.
Memburuknya jumlah pasien corona baik dari luar negeri maupun tanah air, menciptakan permintaan emas yang tinggi. Pelaku pasar pada dasarnya akan mencari instrumen safe haven untuk menyelamatkan asetnya dari potensi kerugian seiring dengan masalah pandemi yang memunculkan krisis multi dimensi.
Ditambah lagi Bank Sentral AS yang terus akan menggelontorkan stimulus, maka daya tarik US dolar juga mengalami penurunan. Ditambah lagi hubungan sejumlah negara terkait dengan laut China selatan menjadi kabar yang mendorong pelaku pasar untuk lebih banyak mengkoleksi emas ketimbang US Dolar. Namun dari banyak faktor tersebut, kenaikan harga emas belakangan ini banyak didorong oleh buruknya penyebaran corona global.
Ketidakstabilan Ekonomi
Sentimen utamanya ada disitu, selama corona masih belum bisa dijinakkan. Maka, selama itu pula potensi kenaikan harga emas dunia akan terus terjadi. Emas akan diuntungkan dari ketidakstabilan ekonomi dunia yang bisa dipicu dari banyak faktor. Saat ini masalah ekonomi dipicu olh persaingan dagang dan geo politik, dan covid 19 yang membuat semuanya kian memperburuk keadaan.
Sementara itu, instrument keuangan seperti pasar saham maupun obligasi belakangan ini juga kurang begitu menjanjikan keuntungan. Meskipun tren kenaikan pada pasar saham pada dasarnya mengalami kenaikan, namun sisi fundamental bursa saha masih belum sepenuhnya kokoh. Masih rawan koreksi dan bisa memicu terjadinya panic selling.
Sementara dari pasar obligasi, tren suku bunga yang turun juga menekan yield dari obligasi tersebut. Jadi imbal hasil yang ditawarakan dari obligasi juga menyusut. Sehingga emas menjadi intrumen yang paling menarik pada saat ini yang bisa memberikan keuntungan. Meski demikian, pelaku pasar harus tetap mewaspadai, potensi tekanan harga emas berpeluang terjadi saat perkembangan corona justru menunjukan progress yang positif. Di Tengan Pandemi Corona, Harga Emas Terus Melejit