analisamedan.com - Dalam rangka mengawali kebijakan New Normal atau kehidupan normal baru, komunitas Santri Preneur Kota Medan, melakukan pembinaan kepada masyarakat menegah kebawah.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan mereka terhadap kebijakan pemerintah. Khususnya dalam membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.
Dengan menerapkan aturan protokol kesehatan, para peserta dan santri ini tetap memberlakukan jaga jarak dengan menggunakan masker dan Alat Pelindung Diri (APD).
Kegiatan itu berlangsung basecamp komunitas Santri Preneur Medan, Jalan Panglima Denai, Kecamatan Medan Denai, Sabtu (30/5/2020) sore.
Sebagaimana diketahui, Kecamatan Medan Denai merupakan kawasan yang dikategorikan Zona Merah terdampak Covid-19 menurut data Gugus Tugas Kota Medan.
Baca Juga: PSMTI Sumut Kembali Bagikan 1.000 Nasi Bungkus dan Masker
Dalam pelatihan tersebut, sebanyak 50 mitra usaha yang mendapat pembinaan didominasi para pekerja harian lepas seperti kuli bangunan, penarik becak motor dan asisten rumah tangga tampak antusias mengikuti pembinaan.
Tampak para peserta diberikan kartu Raja Sayur, sebagai identitas mereka yang mengikuti pelatihan. Diketahui, kegiatan ini disponsori oleh Raja Sayur Medan.
Nantinya, pemegang kartu Raja Sayur ini akan dididik dan dikawal saat memulai usahanya.
Dalam pembinaannya, kesiapan Kenormalan Baru atau New Normal, mereka diajari cara penjualan yang mudah. Dengan memanfaatkan media sosial dan lingkungan sekitar masing-masing.
Harapannya, perekonomian di kawasan padat penduduk akan meningkat.
Usai pembinaan, para peserta yang ikut mendapat bantuan dari komunitas Santri Preneur berupa sembako.
Ekonomi Keumatan
Ketua Komunitas Santri Preneur, Risdianto yang juga Direktur Utama Raja Sayur Medan mengatakan, aksi ini merupakan bentuk inisiatif dalam kesiapan Kenormalan Baru atau New Normal.
“Tujuan kita untuk mengedukasi dan menyiapkan masyarakat dan pemerintah. Tentunya peningkatan ekonomi itu akan terjadi ketika masyarakat memiliki skill,” ujar Risdianto.
Ia menuturkan, langkah pihaknya lakukan semata-mata untuk segera menyiapkan masyarakat dalam melaksanakan kebijakan New Normal oleh pemerintah.
“Meski di Sumut belum diterapkan kenormalan baru atau New Normal, hal ini menjadi upaya kesiapan kepada masyarakat. Kita ingin membantu program pemerintah mengubah cara pola hidup masyarakat dengan berdagang,” terangnya.
Dengan dilatihnya 50 mitra usaha itu ia berharap peserta yang terlibat dapat memanfaatkan skill yang didapat.
“Sebagai Santripreneur kami menilai gerakan mitra usaha tersebut memiliki peluang meningkatkan ekonomi keumatan di Kota Medan. Apabila 50 mitra usaha tersebut bisa berjalan baik di setiap kecamatan, maka akan ada banyak sekali potensi wira usaha muncul,” pungkas Risdianto.