Oleh: Drs Syaiful Syafri, MM
Pakpak - Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pakpak Bharat yang diusung Partai Golkar, PDI Perjuangan, PAN dan Nasdem yaitu Franc Benhard Tumanggor dan Dr Mutsyuhito Solin MPd merupakan dua pasangan yang saling melengkapi untuk membangun Kabupaten Pemekaran ini menuju masyarakat yang sejahtera.
Hal tersebut dijelaskan Drs Syaiful Syafri MM Mantan Kadis Pendidikan Sumut di tahun 2010 sd 2014 yang banyak membantu pendidikan di Pakpak Barat.
Franc Bernhard Tumanggor (FBT) dan Dr Mutsyuhito Solin, MPd (MO), dua sosok generasi beda profesi, dipertemukan dalam bingkai demokrasi, bertajuk pilkada, yang di akhir tahun 2020 ini, dengan seijin Tuhan Yang Maha Mengetahui, semoga terealisasi.
Dengan kemampuan masing-masing, duet pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wabup, FBT-MO akan saling melengkapi. Campur tangan mereka dan pemikiran yang berkelas dan berkualitas akan dapat mengarahkan langkah kebijakan pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat untuk berlari lebih kencang menuju pencapaian masyarakat sejahtera.
Narasi itu akan diaplikasikan kelak, jika pasangan FBT-MO diberikan kepercayaan oleh masyarakat Tanah Simsim untuk memimpin kabupaten yang mekar dari Dairi tersebut.
Kehadiran kandidat dari legislator Provsu dan birokrasi ini bukan asal tampil di putaran pilkada nanti. Bukan pula membawa visi & misi berlapis-lapis eksperimen. Tapi mereka berangkat dari keyakinan dan pemikiran demi membuka ruang dan kesempatan bagi peradaban generasi muda yang mandiri kelak. Tekadnya, mengukir sejarah kepemimpinan antara berru dan kula-kula, tanpa memandang kelompok.
FBT, politikus muda, tampil percaya diri menyongsong pesta demokrasi sekali lima tahun itu. Berbekal manajemen di sejumlah perusahan multi usaha, legislator pentolan Partai Golkar ini merasa siap putar haluan untuk menata urusan birokrasi pemerintahan. Dengan seijin Tuhan Yang Maha Memberi, tidaklah berlebihan, jika FBT menempatkan ekspektasi itu sebagai parameter hitung-hitungan, mengingat banyaknya dukungan dari sejumlah tokoh masyarakat setempat guna meraih asa.
Sedangkan Mutsyuhito Solin (MO), anak dari pensiunan PNS di Dinas Kebudayaan Dairi ini, tampil kali pertama di blantika perpolitikan level kabupten. Setelah dua kali menolak secara halus tawaran dari Master Parulian Tumanggor dalam dua pilkada awal Pakpak Bharat. MO memberikan argumen meyakinkan saat itu dengan alasan akan fokus dulu mengurusi dunia pendidikan.
Sama halnya dengan FBT, MO juga siap menanggalkan segala urusan yang telah lama digeluti dan menjadikannya tenar seperti sekarang ini demi kemajuan Tanah Simsim, terlebih-lebih untuk mencetak para generasi muda yang disiplin dan andal.
Sejumlah tokoh dan tetua Marga Solin yang memberikan pertimbangan, dan dukungan menjadi penyemangat bagi MO dalam mengambil sikap.
Terkait ASN, bagi FBT, nantinya aparatur akan ditempatkan sesuai kemampuan atau skill. “The Right Man On The Right Place”. Atas berkat Tuhan Yang Maha Penyayang, Paradigma konsep itu kelak akan ditekankan semisal FBT -MO tampil sebagai pemuncak pada pilkada Desember 2020 nanti. Semoga