LANGKAT- Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mengadakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berjudul “Penguatan dan Edukasi Keluarga Sebagai Upaya Menekan Angka Stunting dalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga ( KKBPK ) di Sumatera Utara (Langkat, Desa Secanggang)”.
Ketua tim PKM, dr. Nurcahaya, Sp. A dan dr. Robitah Asfur, M. Biomed, AIFO-K mengatakan, UMSU memberi dana kepada dosen-dosen yang mengajukan program penelitian dan pengabdian masyarakat anggaran 2019-2020, dan melewati seleksi yang cukup ketat.
“Alhamdulliah dari FK UMSU salah satunya mendapatkan dana pengabdian masyarakat PKM anggaran 2019-2020 adalah kami berdua. Kali ini tema pengadian masyarakat yakni “Penguatan dan Edukasi Keluarga Sebagai Upaya Menekan Angka Stunting dalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Sumatera Utara khususnya di Langkat, Desa Secanggang. Kita lakukan pengadian masyarakat melibatkan peran serta Dinas Kesehatan Langkat, Puskesmas Secanggang Langkat dan Kepala Desa Secanggang Langkat,” katanya.
Dijelaskan, topik mengenai stunting karena stunting atau sering disebut balita pendek adalah suatu permasalahn gizi yang dialami balita di dunia saat ini. Tahun 2017 sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Angka prevalensi di Asia sekitar 55% balita yang mengalami stunting. Sepertiganya 39% berada di afrika. Menurut World health Organization ( WHO ) Indonesia masuk nominasi ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional ( SEAR ). Rata-rata prevalensi balita stunting adalah 36,4% pada tahun 2005-2017.
Ditambahkannya, menurut profil Kesehatan Sumatera Utara pada tahun 2013, terdapat 25 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara mempunyai angka prevalensi stunting diatas angka prevalensi nasional yaitu sebesar 30-39%, urutan 5 Kabupaten/Kota dengan angka prevalensi stunting tertinggi yaitu Langkat 55%, Padang Lawas 54,9%, Nias Utara 54,8%, Batu Bara, 54,7%, dan Pakpak Barat 52,3%.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan stunting pada anak. Faktor penyebab timbulnya stunting salah satunya yaitu sanitasi lingkungan. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2017, rumah tangga yang mempunyai sanitasi yang layak apabila prasarana sanitasi digunakan memenuhi syarat kesehatan seperti, dilengkapi dengan jenis kloset leher angsa atau plengsengan dengan tutup dan mempunyai tempat pembuangan akhir tinja, dan merupakan fasilitas buang air besar yang digunakan sendiri atau bersama.
Presentase rumah tangga yang memilki akses terhadap sanitasi yang layak di Indonesia pada tahun 2017 adalah 67,89%. Di Sumatera Utara memilki presentase 73,00%. Provinsi yang memiliki presentase tertinggi yaitu DKI Jakarta sekitar 91,13%, dan presentase terendah yaitu provinsi Papua sekitar 33,06%.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengurangi angka stunting kepada generasi bangsa indonesia, dengan pendekatan kepada masyarakat dari banyak aspek untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, edukasi masyarakat, juga mencegah terjadinya angka stunting di Indonesia menjadi menurun terutama di Sumatera Utara.
Pengabdian masyarakat dilakukan sebelum diberlakukan adanya lockdown karena Covid-19, sehingga PKM kali ini masih bisa langsung bertemu kepada masyarakat Desa Secanggang, Langkat.
Kegiatan meliputi penyuluhan mengenai stunting, pemeriksaan status gizi anak, dan mahasiswa juga mengambil sampel penelitian di lokasi pengabdian masyarakat, sehingga pada pengabdian masyarakat ini menghasilkan penelitian payung dr. Robitah Asfur, M. Biomed, AIFO-K dan 4 mahasiswa bimbingan skripsi yang menghasilkan 4 judul penelitian sebagai skripsi mahasiswa. (Muhammad arifin)
Foto-foto Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Secanggang, Langkat