Medan - Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) melakukan pengabdian di Kampung Nelayan Belawan. Mitra kegiatan Sanggar Kental Manis (SKM) merupakan salah satu Program Kreativitas Mahasiswa yang bergelut pada bidang pengabdian kepada masyarakat. Dosen FKIP UMSU Lakukan Pengabdian
Sanggar ini beranggotakan 5 (lima) orang yaitu Yenni Aisyah, Rimalda Tiloli, Oki Kalawati, Hardyanti Wulandary dan diketuai oleh Anisah yang masing-masing anggota berasal dari Pendidikan Bahasa Inggris, serta dibimbing oleh salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Fatimah Sari Siregar, S.Pd., M.Hum. Pengabdian ini dilaksanakan di Kampung Nelayan Pelangi Seberang Kecamatan. Belawan I Sumatera Utara tepatnya di Aula Pertemuan Posyandu.
Fatimah Sari Siregar, selaku tim pengusul program kemitraan masyarakat (PKM) menyatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Tri Drama Perguruan Tinggi, yaitu melakukan pengabdian kepada masyarakat. Tujuan untuk menumbuhkan cinta akan budaya nasional di tengah era globalisasi sekarang ini. Apalagi di zaman revolusi 4.0 banyaknya anak-anak lupa akan budayanya sendiri dan lebih mengetahui tentang budaya luar. PKM ini tidak hanya belajar mengetahui budaya nasional tetapi anak-anak diajarkan Bahasa Inggris sebagai penunjang mereka di zaman sekarang ini.
Budaya Literasi
Hal yang dilakukan dalam kegiatan yakni membiasakan budaya literasi anak melalui cerita rakyat Sumatera Utara melalui story telling yang menggunakan media boneka tangga tentang cerita anak Sumatera Utara. Selain itu, diawal, di tengah, atau penutup tim memberikan ice breaking kepada anak-anak disana.
Baca Juga: Dosen FIK-TI UMSU Adakan PKM Pemanfaatan Bidang Teknologi Informasi di Dunia Pendidikan
Harapan pada program ini, di era revolusi 4.0 ini zaman boleh berganti, generasi boleh berkembang tetapi kearifan lokal Sumatera Utara harus tetap di lestarikan. Usaha yang dilakukan oleh komunitas Sanggar Kental Manis (SKM) adalah sebuah upaya cerdas dan menarik dalam mempertahankan kearifan lokal khususnya di Sumatera Utara bagi anak-anak usia 8-10.
Anak-anak usia tersebut harus diperkenalkan dengan budaya asli. Agar memiliki rasa memiliki dan mencintai terhadap kebudayaan Sumatera Utara. Semoga SKM bisa menghasilkan anak-anak yangg cinta akan budaya sendiri di era revolusi 4.0 ini dengan mengajarkan mereka story telling menggunakan boneka tangan dalam pelestarian budaya literasi. Dosen FKIP UMSU Lakukan Pengabdian di Kampung Nelayan