Medan - Kepala Sekolah SMP Global Prima Maria Linda SPd. MM menyatakan peristiwa pembunuhan terhadap dua anak yang dilakukan oleh ayah tirinya terjadi di Jalan Brigjend Katamso bukan terjadi di lingkungan/gedung Sekolah Global Prima.
Hal itu disampaikannya menanggapi informasi simpang siur yang meresahkan masyarakat, para orang tua dan peserta didik, Perguruan Global Prima.
“Dari hasil pra-rekonstruksi pihak kepolisian, kejadian pembunuhan tersebut dilakukan di rumah kos tersangka, dan tidak ada kaitannya dengan sekolah Global Prima,” kata Maria Linda.
Maria Linda pun menyebutkan bahwa pelaku membuang jenazah kedua korban di gang antara rumah warga dan gedung Sekolah Global Prima, dimana pada gang tersebut terdapat parit pembuangan warga.
“Pada hari Minggu, 21Juni 2020, aparat kepolisian meminta bantuan kepada Sekolah Global Prima memberikan akses jalan ke gang antara rumah warga, dengan gedung sekolah Global Prima tersebut, untuk memudahkan evakuasi korban. Dan pihak sekolah membantu pihak kepolisian dengan memberikan akses menuju gang antararumah warga dengan gedung sekolah Global Prima tersebut agar korban dapat dievakuasi,” kata Maria Linda
Maria juga menyampaikan pihaknya tidak mengenal pelaku maupun korban, Pelaku bukanlah pegawai/staf di Sekolah Global Prima dan korban bukanlah murid sekolah Global Prima.
“Kami mengimbau kepada khalayak ramai untuk tidak menyebarluaskan informasi yang tak benar, seolah-olah pembunuhan terjadi di lingkungan/gedung sekolah Global Prima,” kata Maria Linda
Sebelumnya, pihak Kepolisian menggelar pra-rekonstruksi pembunuhan terhadap Iksan Fatilah(10) dan Rafa Anggara(5) yang dilakukan oleh ayah tiri kedua anak malang tersebut di luar area Sekolah Global Prima Jalan Brigjen Katamso Medan.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko pada saat dilokasi kepada media mengatakan, dalam pra-rekonstruksi tersebut ada 17 adegan yang diperagakan oleh tersangka Rahmadsyah .
Dikatakan Kapolrestabes, rekonstruksi itu dimulai dari tersangka dan kedua anak tirinya itu bertengkar hingga proses penghilangan kkedua nyawa bocah tersebut.
Berdasarkan pengakuan tersangka kepada polisi, dia sakit hati karena disebut oleh kedua anak itu sebagai bapak yang pelit karena tidak mau membelikan es krim.
“Anak-anak ini menyatakan bahwa bapaknya pelit, dia (korban) akan minta ibunya cari bapak baru. Itu keterangan awal dari tersangka,” kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko di sela pra-rekonstruksi kasus pembunuhan itu, Senin (22/6).
Sebelumnya, kedua anak itu ditemukan tewas didalam parit samping bangunan Sekolah Global Prima Medan pada Minggu(21/6).