Medan - Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) melakukan Program Kemitraan Pengembangan Muhammadiyah (PKPM) dengan judul “Penerapan Dakwah Milenial Berbasis Pemuda Di Ranting Gedung Johor Medan (Aktualisasi Konsep Dakwah Milenial Masjid Jogokarian Jogya) di Masjid Taqwa Ranting Muhammadiyah Gedung Johor Medan, Kamis (18/6). PKPM diikuti pimpinan ranting Muhammadiyah, pimpinan Pemuda Muhammadiyah, anggota Muhammadiyah dan anggota Pemuda Muhammadiyah (9 peserta). Pemateri terdiri dari dosen, mahasiswa dan alumni serta tenaga administrasi.
Program Kemitraan diketuai oleh Dedi Amrizal, S.Sos.,M.Si, dengan anggota Dr. Mohammad Yusri , M.Si, serta dibantu dua mahasiswa, Ijal Piliang dari Prodi IAP FISIP UMSU dan Yus Yasam dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMSU. Program ini juga melibatkan Mohammad sebagai alumni UMSU dan seorang administrasi FISIP UMSU.
Dedi Amrizal mengatakan, penerapan dakwah milenial ini untuk mengembangkan kreatifitas pimpinan Muhammadiyah dan pemuda dalam membuat program kerja dengan memperhatikan pengkaderan berbasis kaum milenial melalui fasilitas mesjid dan internet yang dimiliki.
“Perlu program dakwah yang dibangun khusus untuk kaum milenial ini, dalam tataran prakteknya: penerapan dakwah ini dibutuhkan tindakan yang berjenjang mulai dengan penyatuan persepsi, pembuatan SOP dakwah milenial, pelaksanaan SOP, evaluasi SOP dan perbaikan SOP,” katanya.
Dengan pelaksanaan PKPM ini para peserta mengakui bahwa kegiatan ini membuat mereka menyadari akan potensi masjid dan potensi pengurus ranting baik pemuda maupun Muhammadiyah saat ini. Melalui program kerja berikutnya diharapkan kembali menumbuhkan semangat dan tangungjawab yang besar dari pegurus muhammadiyah dan pemuda untuk memikirkan dan berbuat terhadap generasi milenial ini dengan memanfaatkan teknologi internet dan lainnya yang telah dimiliki oleh mesjid dan ranting pada saat ini.
Pimpinan Ranting Muhammadiyh menyampaikan ucapan terimakasih kepada tim PKPM UMSU karena kegiatan ini dapat membuka wawasan mereka dan mengajari mereka membuat SOP dan mengawal keberlangsungan dakwah milenial yang sangat berpotensi untuk meningkatkan jumlah kader dimasa yang akan datang. (Muhammad arifin)
