analisa Medan.com- Pengurus Masjid Baitul Huda Gampong Paya Bujok Beuramoe, Kec. Langsa Barat, bersama dengan Penyelenggara Syariah Kantor Kementrian Agama (Kankemenag) Kota Langsa melakukan pengukuran atau melempangkan arah kiblat sebagai syarat sahnya sholat berjamaah, Jumat (19/6).
“Pengukuran kembali arah kiblat Masjid Baitul Huda Gampong Paya Bujok Beuramoe atas permohonan perangkat gampong bersama pengurus BKM dan ini penting sekali sebagai syarat sah sholat berjamaah,” ungkap Geuchik Gampong PBB, Zubaili.
Menurutnya, dari hasil pengukuran tersebut didapati hasilnya yakni bergeser sekitar 10,2 derajat dari arah sebelumnya kearah Barat hampir ke arah Utara.
Lanjutnya, sebuah kewajiban umat Islam untuk shalat menghadap ke kiblat (ka’bah). Sejak tanggal 27 Mei 2020 masyarakat mulai meragukan ketepatan lurusnya arah kiblat, karena pada tanggal 27 Mei pukul 16.18 waktu itu matahari tepat posisinya diatas ka’bah (para ahli), beberapa jamaah setelah shalat Ashar menyaksikan kemiringan bayang-bayang sorotan matahari di salah satu sudut dinding masjid.
Untuk memastikan lurusnya arah kiblat, pengurus BKM Baitul Huda menyurati Penyelenggara Syariah Kantor Kemenag Kota Langsa dan mendatangkan tim ahli Penyelenggara Syariah Kantor Kemenag Kota Langsa.
Sementara itu Ketua tim ahli Penyelenggara Syariah Kantor Kemenag Kota Langsa, Faisal, SHI MA, dengan membawa perlengkapan memadai seperti kompas, GPS, komputer dan Satelit langsung turun ke Masjid untuk melakukan pengukuran arah kiblat.
“Kita turun ke lokasi Masjid Baitul Huda untuk menentukan posisi yang tepat mengarah ke Ka’bah dengan teknologi komputer dan satelit atau dengan yang paling sederhana, navigasi yang telah Allah SWT berikan sejak dahulu yaitu matahari,” jelas Faisal.
Dijabarkan Faisal, pada tanggal 27 atau 28 Mei pukul 16:18 WIB, dan 15 atau 16 Juli jam 16:28 WIB posisi matahari tepat berada di atas Kabah (titik zenith), sehingga bayang-bayang benda dipermukaan bumi pada jam tersebut mengarah ke Ka’bah.
“Jika arah tersebut telah kita temukan, berdasarkan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi, maka hasil tersebut merupakan ijtihad yang wajib dipergunakan. Kita perlu melihat data dan sistem yang dipakai serta siapa dan alat yang dipergunakan dalam melakukan pengukuran arah kiblat tersebut sehingga hasil yang didapat ini benar-benar akurat, “ jelas Faisal.
Dalam pengukuran arah kiblat yang juga disaksikan beberapa tokoh masyarakat termasuk Ketua BKM, H M Yahya, Imum Gampong, Tgk Usman dan beberapa orang lainnya pengurus harian Masjid Baitul Huda.
“Alhamdulilah sudah didapati hasilnya semoga arah kiblat ini menjadi acuan bagi masyarakat luas yang seyogianya sebagai keabsahan sholat berjamaah,” pungkas Faisal. (Admin)