Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Dr. Agussani, MAP mendapatkan gelar adat Datuk Mahesa Mukti dari Kesultanan Negeri Serdang.
Penganugerahan gelar datuk dilakukan melalui upacara adat yang dilaksanakan di kediaman Sultan Serdang, Tuanku Achmad Thala’a Shariful Alamshah, di Medan, Minggu malam, (2/8).
Menurut Tokoh Budaya Melayu, Prof. Dr. Khairil Ansari, penganugrahan Gelar Datuk kepada Rektor UMSU karena dinilai kiprahnya yang berhasil mengangkat dan memajukan pendidikan di Sumatera Utara dan tingkat nasional. “Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP yang bergelar Datuk Mahesa Mukti sudah cukup berkiprah membangun pendidikan di Sumatera Utara dengan banyak meraih prestasi yang sekaligus dianggap ikut mengharumkan puak Melayu, bahkan sampai ke kancah internasional,” katanya.
Dijelaskan dia, dalam ajang internasional tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Melayu di Goethe University, Frankfurt, Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP menjadi salah satu tokoh kunci suksesnya pertemuan para pakar dan budayawan Melayu dari berbagai negara. Acara-acara internasional yang membahas tentang Budaya, Sastra dan Bahasa Melayu itu menjadi acara rutin tahunan, sebelum akhirnya tertunda akibat pandemi Covid-19.
Selain dinilai berjasa memajukan dibidang pendidikan, Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP juga tokoh yang peduli pada kelestarian Budaya Melayu. Komitmennya dalam pelestarian dan pengembangan Budaya Melayu itu ditunjukkan lewat pendirian Pusat Kajian Budaya Melayu UMSU yang telah menjalin kerjasama dengan berbagai universitas di lingkup ASEAN dan sejumlah universitas di Eropa.
“Wajar jika upaya dan usaha Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP dalam mengembangkan dan memajukan Budaya Melayu melalui pendidikan mendapatkan anugerah gelar datuk dari Kesultanan Negeri Serdang,” ungkap Prof. Dr. Khairil Ansari
Mengenai Gelar Datuk Mahesa Mukti yang diterima Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP, menurut, Prof. Dr. Khairil Ansari memiliki makna sebagai pemimpin tertinggi karena pengabdiannya yang luar biasa. Gelar ini biasanya diberikan untuk para tokoh yang benar-benar pilihan.
“Gelar Datuk Mahesa Mukti itu bukan diberikan sembarangan, tapi memang benar-benar untuk tokoh pilihan karena kiprahnya yang luar biasa untuk memajukan dan mengembangkan Budaya Melayu,” katanya.
Sementara itu, Rektor UMSU, Dr. Agussani, MAP, mengatakan, anugerah gelar Datuk Mahesa Mukti dari Kesultanan Negeri Serdang sebagai bentuk kehormatan yang didalamnya tersirat tanggung jawab dan amanah untuk terus berupaya memajukan Budaya Melayu khusunya, melalui bidang pendidikan.
“Melalui penganugerahan gelar ini, semoga bisa memberikan kontribusi terhadap masyarakat Melayu, khususnya masyarakat Serdang. Gelar yang saya terima adalah kehormatan sebagai orang Melayu,” katanya.
Malam penganugerahan Gelar Adat kepada sejumlah tokoh dari Kesultanan Negeri Serdang dihadiri Kerapatan Adat Kesultanan Serdang: H. Tengku Basyaruddin Shouckry gelar Raja Muda Indera Diraja, H. Tengku Omar Saddick gelar Temenggong Mangkunegara, Tengku Haris Abdullah gelar Tengku Laksemana Bija Wangsa, Ir. H. Tengku Mustafa, gelar Tengku Bendahara Luhak , Tengku Hermansyah gelar Tengku Sri Maharaja, O.K. Syahrial Ajil gelar Datuk Maha Menteri, Tengku Azhari, SH gelar Kejeruan Santun Serbajadi, Prof. Dr. H. O.K. Subhilhar gelar Datuk Pakerma Raja Luhak Tanjung
Morawa, Dr. Azizul Kholis, SE, MSi, gelar Datuk Bentara Setia Indra. Selain itu juga hadir tokoh dan pejabat diantaranya, Anggota Komisi X, DPR RI, Prof. Dr. Djohar Arifin Husein, Dr. Sakhyan Asmara, MSP Sekertaris LLDikti, Dr. Mahriyuni, M.Hum Sekertaris Kopertais Sumut, Dr. Anshari Yamamah, MA. (Rel/muhammad arifin)