Banjir Rendam 226 Desa di Kabupaten Aceh Timur

  • Whatsapp

Rekatamedia.com Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Timur merendam 226 desa atau gampong di 19 Kecamatan. Kondisi air berangsur surut akan tetapi hingga Rabu (9/12) masih ada 2.066 warga dalam 533 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Ashadi mengatakan pengungsian tersebar di sejumlah titik di dua kecamatan.

“Sebelumnya data pengungsi mencapai 21.397 jiwa dalam 6.969 KK yang tersebar di sejumlah kecamatan, tapi hari ini sisa pengungsi 2.066 jiwa dalam 533 KK,” terang Ashadi seperti dikutip dari Antara, Rabu (9/12).

Ashadi menuturkan para pengungsi tersebar di dua kecamatan yakni Kecamatan Pereulak Barat meliputi Desa Kabu 264 jiwa dalam 66 KK, Desa Beusa Sebrang 600 jiwa dalam 150 KK, Desa Beuringin 69 jiwa dalam 17 KK dan, di Desa Paya Biek terdapat 24 pengungsi dalam 5 KK.

Adapun di Desa Tanjong Tualang terdapat 142 pengungsi dalam 35 KK, Desa Beusa Baroh 102 jiwa dalam 25 KK, Desa Paya Gajah 21 KK dengan jumlah 84 jiwa dan, Desa Tempeun 169 KK dengan total 676 jiwa.

Sementara di Kecamatan Pereulak meliputi Desa Lubok Pempeng dengan 75 pengungsi dalam 15 KK dan Desa Cek Embon 30 KK.

“Mereka mengungsi di masjid, meunasah [musala], gedung sekolah, balai desa dan rumah tetangga, karena rumahnya masih terendam banjir dengan ketinggian air antara 10-50 centimeter,” tutur dia.

Sedangkan sebagian pengungsi lain menurut laporan pihak kecamatan sudah kembali ke rumah masing-masing. Warga terdampak banjir melanjutkan aktivitas dengan membersihkan lumpur.

Sementara warga terdampak yang rumahnya rusak, masih bertahan di pengungsian.

“Hingga hari ini kami masih membuka dapur umum di sejumlah titik pengungsian dan masih melakukan pendataan jalan, sawah, perkebunan, sekolah dan fasilitas sekolah yang terdampak,” kata Ashadi lagi.

Bupati Aceh Timur, Hasballah mengatakan telah menugaskan BPBD setempat untuk segera membangun kembali rumah warga yang rusak akibat bencana alam, termasuk beberapa unit rumah lain yang tertimpa tanah longsor.

“Seluruh rumah yang rusak akibat bencana alam akan direhab, baik di Banda Alam atau kecamatan lain,” tutur Hasballah. (int)